Senin, 02 Desember 2019

PENJUMLAHAN DESIMAL POSITIF DENGAN DESIMAL NEGATIF HASIL DALAM BENTUK BINER

1. METODE KOMPLEMEN 1

Metode komplemen-1 merupakan metode yang sederhana, proses dilakukan dengan membalik (invers) tiap-tiap bit. misal dalam sistem bilangan 8 bit, bilangan positif dimulai dari 0000 0000 - 0111 1111 = 0 - 127 bilangan negatif dimulai dari 1111 1111 - 1000 0000 = -1 - (-128). langkah langkah untuk mengkonversi dari bilangan desimal ke bilangan komplemen-1:

·         Jika bilangan desiam positif, bilangan komplemen-1 adalah bilangan biner biasa.
·         Jika bilangan desimal negatif, bilangan komplemen-1 dicari dengan cara.
·         Mengkomplemenkan setiap bit dalam bilangan biner
Langkah-langkah dalam operasi pengurangan menggunakan komplemen-1 (untuk sistem 8 bit)
·         Misal A - B = A + (-B) = A + komplemen-1 (B):
·         Ubah A menjadi bilangan positif komplemen-1
·         Ubah B menjadi bilangan negatif komplemen -1
·         Jumlahkan hasil yang diperoleh dari langkah diatas
·         Jika terdapat carry, maka jumlahkan carry ke hasil
·         Jika hasil penjumlahan pada bit 8 (MSB) adalah 1 maka hasil pengurangan adalah negatif
·         Jika hasil penjumlahan pada bit 8 (MSB) adalah 0, makahasil pengurangan adalah positif, untuk mengetahui nilai desimalnya, lakukan konversi bilangan komplemen-1 menjadi bilangan desimal.
Contoh: 11-12 = ?
Jawaban :
11 - 12 = 11 + (-12)
= 11 + komplemen-1 (12)
Dimana:
1110 = 0000 10112
1210 = 0000 11002 komplemen-1 (12) = 1111 00112
Sehingga:
11 - 12 = 0000 1011 + 1111 0011
= 1111 1111
= -110

2. METODE KOMPLEMEN 2

Metode komplemen-2 merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk operasi aritmetika bilangan biner dalam sistem komputer. Sistem komputer ada yang menggunakan sistem bilangan 8-bit, yang berarti ada 28 = 256 bilangan , dan 16-bit, yang berarti ada 216 = 65536 bilangan. Untuk melambangkan bilangan positif dan negatif, metode komplemen-2 menggunakan MSB sebagai bit tanda (sign bit).  MSB 0 dinyatakan sebagai bilangan positif dan MSB 1 dinyatakan sebagai bilangan negatif. Sehingga dalam sistem bilangan 8-bit, bilangan positif dimulai dari 0000 0000 –    0111 1111 (0 – 127) dan bilangan negatif dimulai dari 1111 1111            1000 0000 (-1 – -128).
Secara singkatnya:
            Bilangan positif maksimum: 2N-1 – 1
            Bilangan negatif maksimum: -2N-1 – 1
            dimana N adalah jumlah bit termasuk bit tanda.
Contoh:
              7 : 0000 0111
            -8 : 1111 1000

Langkah-langkah untuk mengkonversi dari bilangan desimal ke bilangan komplemen-2:
      1.      Jika bilangan desimal positif, bilangan komplemen-2 adalah bilangan biner biasa.
      2.      Jika bilangan desimal negatif, bilangan komplemen-2 dicari dengan cara:
      (a)    Mengkomplemenkan setiap bit dalam bilangan biner untuk menjadi bilangan komplemen-1.
      (b)   Menambahkan 1 pada bilangan komplemen-1 untuk memperoleh bit tanda.

Langkah-langkah untuk mengkonversi dari bilangan komplemen-2 ke bilangan desimal.
      1.      Jika bilangan komplemen-2 positif (bit tanda = 0), konversikan secara biasa.
      2.      Jika bilangan komplemen-2 negatif (bit tanda = 1), tanda bilangan desimal akan negatif dan bilangan desimal dicari dengan cara:
         (a)    Mengkomplemenkan setiap bit dalam bilangan komplemen-2.
         (b)   Menambahkan 1 pada bilangan tersebut.
         (c)    Mengkonversikannya secara biasa ke bilangan desimal.
Contoh:
            -3510 = …
            bilangan biner  : 0010 0011
            komplemen-1  : 1101 1100
            tambah 1         :                1 +
            komplemen 2   : 1101 1101

            1101 1101 = …
            bit tanda = 1 à bilangan negatif
            komplemen-2  : 1101 1101


            komplemen      : 0010 0010                                         
            tambah 1         :                 1 +
            bilangan biner  : 0010 0011 = -3510

            18 – 7 = …
             7 : 0000 0111                 18        : 0001 0010
            komplemen-1  : 1111 1000                 -7         : 1111 1001 +
            tambah 1         :                 1 +                         1 0000 1011 = 1110
            komplemen 2   : 1111 1001                 Carry MSB diabaikan

            59-96 = …
96 : 0110 0000            59  : 0011 1011
              komplemen-1  : 1001 1111              -96                   :1010 0000 +
              tambah 1         :                 1 +                                     1101 1011
              komplemen 2  : 1010 0000              komplemen    : 0010 0100
                                                                       tambah 1        :               1 +
                                                                      bilangan biner : 0010 0101 = -3710


  • Contoh soal penjumlahan bilangan desimal positif dengan desimal negatif.
Hitunglah penjumlahan dari bllangan decimal berikut ini. Dan ubahlah jawaban ke dalam bentuk biner. 〖100〗 + 〖(-75)〗=
Jawab :
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah ubah terlebih dahulu bentuk bilangan desimal menjadi bentuk bilangan biner. Ubah seperti biasa bilangan desimal positif menjadi biner. Sedangkan, pada bilangan decimal negatif pengubahan bentuk menjadi bilangan biner sedikit lebih rumit. Harus melalui dua tahap metode yaitu :
1.        Metode komplemen 1
Merupakan metode menginvers bilangan biner yang bertujuan untuk mengubah tanda pada bilangan yang sebelumnya bertanda positif menjadi negatif. Lihat pada gambar dibawah ini sebelumnya anggap terlebih dahulu bilangan desimal negative menjadi positif dan ubah kedalam bentuk biner biasa. Setelah itu dengan metode komplemen 1 invers bentuk biner tadi.

2.        Metode komplemen 2
Metode ini digunakan setelah metode komplemen 1 terselesaikan. Caranya yaitu dengan menambah 1 bilangan biner yang telah dikompelemen 1 tadi. Setelah ditambah 1 maka hasil akhir biner merupakan hasil dari bilangan desimal negatifnya.


Setelah pengubahan bilangan biner dalam soal complete, maka tinggal kita jumlahkan dengan menggunakan teknik penjumlahan pada materi blog saya sebelumnya. Saya ulas kembali materi sebelumnya tentang teknik penjumlahan biner. Memiliki ketentuan berikut ini:
·         0 + 0 = 0
·         0 + 1 = 1
·         1 + 0 = 1
·         1 + 1 = 1 0 (angka satu akan disimpan untuk penjumlahan berikutnya).

     Dapat dilihat bahwa hasil akhir dari penjumlahan bilangan desimal positif dan desimal negatif ini sudah terselesaikan. Untuk lebih jelasnya kita buktikan hasil bilangan biner tersebut apakah sama hasilnya bila kita konversikan kembali kedalam bentuk bilangan desimal seperti gambar dibawah ini.

                  Dilihat dari gambar diatas, hasil akhir bilangan biner dengan bilangan desimal terbukti sama dengan jawaban yang telah kita tulis. Maka dapat disimpulkan bahwa:
  〖100〗 + 〖(-75)〗= 0001 1001

DAFTAR PUSTAKA
https://katakoala.com/cara-merepresentasikan-bilangan-biner-bertanda-dengan-komplemen-pertama-dan-kedua
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/bilangan-biner-bertanda-signed.html?m=1
https://m.youtube.com/watch?v=lJft6fDDoqQ
https://m.youtube.com/watch?v=Z3HViS5v8z4

Selasa, 26 November 2019

KONVERSI DAN OPERASI SISTEM BILANGAN (BINER, OCTAL, DESIMAL, HEKSADESIMAL)

A. Konversi Sistem Bilangan

Macam-macam Sistem Bilangan

Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu :

· Bilangan biner (Bilangan berbasis dua, bilangannya: 0,1)

· Bilangan octal (Bilangan berbasis delapan bilangannya: 0,1,2,3,4,5,6,7)

· Bilangan desimal (Bilangan berbasis sepuluh, bilangannya: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9)

· Bilangan hexadesimal (Bilangan berbasis enam belas, bilangannya: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F).

Konversi bilangan adalah proses mengubah bentuk bilangan satu ke bentuk bilangan lain yang memiliki nilai yang sama. Misal: nilai bilangan desimal 12 memiliki nilai yang sama dengan bilangan octal 15; Nilai bilangan biner 10100 memiliki nilai yang sama dengan 24 dalam octal dan seterusnya.

Konversi Bilangan Biner, Octal Atau Hexadesimal Menjadi Bilangan Desimal.

Konversi dari bilangan biner, octal atau hexa menjadi bilangan desimal memiliki konsep yang sama.Konsepnya adalah bilangan tersebut dikalikan basis bilangannya yang dipangkatkan 0,1,2 dst dimulai dari kanan. Untuk lebih jelasnya silakan lihat contoh konversi bilangan di bawah ini;

1. Konversi bilangan octal ke desimal.

Cara mengkonversi bilangan octal ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 8 (basis octal) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Misal, 137(octal) = (7x80) + (3x81) + (1x82) = 7+24+64 = 95(desimal).

Lihat contoh gambar:


2. Konversi bilangan biner ke desimal.

Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 2 (basis biner) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Misal, 11001(biner) = (1x20) + (0x21) + (0x22) + (1x2) + (1x22) = 1+0+0+8+16 = 25(desimal).
Lihat contoh gambar:
3. Konversi bilangan hexadesimal ke desimal.

Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 16 (basis hexa) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Misal, 79AF(hexa) = (Fx20) + (9x21) + (Ax22) = 15+144+2560+28672 = 31391(desimal).
Lihat contoh gambar:


Konversi Bilangan Desimal Menjadi Bilangan Biner, Octal Atau Hexadesimal .

Konversi dari bilangan desimal menjadi biner, octal atau hexadesimal juga memiliki konsep yang sama. Konsepnya bilangan desimal harus dibagi dengan basis bilangan tujuan, hasilnya dibulatkan kebawah dan sisa hasil baginya (remainder) disimpan. Ini dilakukan terus menerus hingga hasil bagi < basis bilangan tujuan. Sisa bagi ini kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga yang paling awal dan inilah yang merupakan hasil konversi bilangan tersebut. Untuk lebih jelasnya lihat pada contoh berikut;

1. Konversi bilangan desimal ke biner.

Cara konversi bilangan desimal ke biner adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 2 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 2. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh:125(desimal) = …. (biner)

125/2 = 62 sisa bagi 1

62/2= 31 sisa bagi 0

31/2=15 sisa bagi 1

15/2=7 sisa bagi 1

7/2=3 sisa bagi 1

3/2=1 sisa bagi 1hasil konversi: 1111101

Lihat contoh gambar:

2. Konversi bilangan desimal ke octal.

Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 8 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 8. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh lihat gambar:

3. Konversi bilangan desimal ke hexadesimal.

Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 16 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 16. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Apabila sisa bagi diatas 9 maka angkanya diubah, untuk nilai 10 angkanya A, nilai 11 angkanya B, nilai 12 angkanya C, nilai 13 angkanya D, nilai 14 angkanya E, nilai 15 angkanya F. Contoh lihat gambar:

Konversi Bilangan Octal Ke Biner Dan Sebaliknya.

1. Konversi bilangan octal ke biner.

Konversi bilangan octal ke biner caranya dengan memecah bilangan octal tersebut persatuan bilangan kemudian masing-masing diubah kebentuk biner tiga angka. Maksudnya misalkan kita mengkonversi nilai 2 binernya bukan 10 melainkan 010. Setelah itu hasil seluruhnya diurutkan kembali. Contoh:


2. Konversi bilangan biner ke octal.

Konversi bilangan biner ke octal sebaliknya yakni dengan mengelompokkan angka biner menjadi tiga-tiga dimulai dari sebelah kanan kemudian masing-masing kelompok dikonversikan kedalam angka desimal dan hasilnya diurutkan. Contoh lihat gambar:

Konversi Bilangan Hexadesimal Ke Biner Dan Sebaliknya.

1. Konversi bilangan hexadesimal ke biner.

Sama dengan cara konversi bilanga octal ke biner, bedanya kalau bilangan octal binernya harus 3 buah, bilangan desimal binernya 4 buah. Misal kita konversi 2 hexa menjadi biner hasilnya bukan 10 melainkan 0010. Contoh lihat gambar:

2. Konversi bilangan biner ke hexadesimal.

Teknik yang sama pada konversi biner ke octal. Hanya saja pengelompokan binernya bukan tiga-tiga sebagaimana pada bilangan octal melainkan harus empat-empat. Contoh lihat gambar:

Konversi bilangan hexadesimal ke octal dan sebaliknya

1. Konversi bilangan octal ke hexadesimal.

Teknik mengonversi bilangan octal ke hexa desimal adalah dengan mengubah bilangan octal menjadi biner kemudian mengubah binernya menjadi hexa. Ringkasnya octal->biner->hexa lihat contoh,
2. Konversi bilangan hexadesimal ke oktal

Konversi bilangan hexadesimal ke octal.Begitu juga dengan konversi hexa desimal ke octal yakni dengan mengubah bilangan hexa ke biner kemudian diubah menjadi bilangan octal. Ringkasnya hexa->biner->octal. Lihat contoh;

Diantara fungsi konversi bilangan diantaranya adalah untuk menghitung maksimum usable host pada blok IP address
Pada artikel ini akan dibahas tentang operasi perhitungan yang terdiri dari operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dari sistem bilangan biner, oktal, dan heksadesimal. Pada artikel yang lalu telah dijelaskan tentang metode komplemen bilangan dimana hal tersebut sangat berguna untuk diterapkan pada operasi perhitungan ini, karena komputer digital tidak mengenal bilangan negatif.


Operasi Pada Sistem Bilangan

Operasi Penjumlahan

1. Penjumlahan sistem bilangan biner
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 10

Dengan aturan tersebut, kita dapat menjumlahkan bilangan biner seperti penjumlahan bilangan desimal (dilakukan dari kanan ke kiri). Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.

Contoh :
Berapakah 11010,1 2 + 10111,0 2 Berapakah 1011,1101 2 + 11011,11101 2
111
11010,1
10111,0 +
110001,1

11010,1 2 + 10111,0 2 = 110001,1 2
1 111 1
1011,1101
11011,11101 +
100111,10111

11010,1 2 + 10111,0 2 = 100111,10111 2

2. Penjumlahan istem bilangan oktal
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
0 + 0 = 0 0 + 5 = 5 1 + 3 = 4 3 + 5 = 10
0 + 1 = 1 0 + 6 = 6 1 + 5 = 6 4 + 5 = 11
0 + 2 = 2 0 + 7 = 7 1 + 7 = 10 4 + 6 = 12
0 + 3 = 3 1 + 1 = 2 2 + 6 = 10 Dst…
0 + 4 = 4 1 + 2 = 3 2 + 7 = 11

Dengan dasar ini, penjumlahan oktal sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.

Contoh :
Berapakah 125 8 + 46 8 Berapakah 424 8 + 2567 8

1
125
46 +
173

125 8 + 46 8 = 173 8

111
424
2567 +
3213

424 8 + 2567 8 = 3213 8

3. Penjumlahan sistem bilangan heksadesimal
Operasi penjumlahan heksadesimal sama halnya seperti penjumlahan pada desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.

Contoh :
Berapakah 2B5 16 + 7CA 16 Berapakah 658A 16 + 7E6 16

1
2B5
7CA +
A7F

2B5 16 + 7CA 16 = A7F 16

11
658A
7E6 +
6D60

658A 16 + 7E6 16 = 6D60 16

B. Operasi Pengurangan

1. Pengurangan sistem bilangan biner
Pengurangan pada sistem bilangan biner diterapkan dengan cara pengurangan komplemen 1 dan pengurangan komplemen 2 dimana cara inilah yang digunakan oleh komputer digital.

a. Pengurangan biner menggunakan komplemen 1
Bilangan biner yang akan dikurangi dibuat tetap dan bilangan biner sebagai pengurangnya diubah ke bentuk komplemen 1, kemudian dijumlahkan. Jika dari penjumlahan tersebut ada bawaan putaran ujung ( end-around carry), maka bawaan tersebut ditambahkan untuk mendapatkan hasil akhir. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.

Contoh :
Berapakah 1011 2 – 0111 2

1011 → Bilangan biner yang dikurangi
1000 + → Komplemen 1 dari bilangan pengurangnya (0111 2 )
1 0011
end-around carry
0011 → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
1 + → end-around carry dari hasil penjumlahan
0100

1011 2 – 0111 2 = 0100 2

Berapakah 11110 2 – 10001 2

11110 → Bilangan biner yang dikurangi
01110 + → Komplemen 1 dari 10001 2
1 01100
end-around carry
01100 → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
1 + → end-around carry dari hasil penjumlahan
01101

11110 2 – 10001 2 = 01101 2

Jika dari penjumlahan tersebut tidak terdapat bawaan putaran ujung, maka hasil penjumlahan bilangan yang dikurangi dengan komplemen 1 bilangan pengurangnya adalah bilangan negatif dimana hasil akhirnya negatif dari hasil komplemen 1 penjumlahan tadi. Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.

Contoh :
Berapakah 01110 2 – 11110 2

01110 → Bilangan biner yang dikurangi
00001 + → Komplemen 1 dari 11110 2
01111
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 01111 2 )

01110 2 – 11110 2 = – 10000 2

Berapakah 01011 2 – 10001 2

01011 → Bilangan biner yang dikurangi
01110 + → Komplemen 1 dari 10001 2
11001
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 11001 2 )

01011 2 – 10001 2 = – 00110 2

b. Pengurangan biner menggunakan komplemen 2
Bilangan biner yang dikurangi tetap kemudian bilangan biner sebagai pengurangnya di komplemen 2, lalu dijumlahkan. Jika hasilnya ada bawaan (carry), maka hasil akhir adalah hasil penjumlahan tersebut tanpa carry (diabaikan). Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.

Contoh :
Berapakah 1100 2 – 0011 2

1100 → Bilangan biner yang dikurangi
1101 + → Komplemen 2 dari 0011 2
1 1001 → Carry diabaikan

1100 2 – 0011 2 = 1001 2

Berapakah 110000 2 – 011110 2

110000 → Bilangan biner yang dikurangi
100001 + → Komplemen 2 dari 011110 2
1 010001 → Carry diabaikan

110000 2 – 011110 2 = 010001 2

Sekarang bagaimana kalau hasil penjumlahan dari bilangan yang dikurangi dengan komplemen 2 bilangan pengurangnya tanpa bawaan? Untuk menjawab ini, maka caranya sama seperti pengurangan komplemen 1, dimana hasil akhirnya negatif dan hasil penjumlahan tersebut di komplemen 2 merupakan hasil akhirnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.

Contoh :
Berapakah 01111 2 – 10011 2

01111 → Bilangan biner yang dikurangi
01101 + → Komplemen 2 dari 10011 2
11100
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 11100 2 )

01111 2 – 10011 2 = – 00100 2

Berapakah 10011 2 – 11001 2

10011 → Bilangan biner yang dikurangi
00111 + → Komplemen 2 dari 11001 2
11010
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 11010 2 )

10011 2 – 11001 2 = – 00110 2

2. Pengurangan sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pengurangan bilangan oktal dan heksadesimal, polanya sama dengan pengurangan bilangan desimal. Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini.

Contoh untuk bilangan oktal :
Berapakah 125 8 – 67 8 Berapakah 1321 8 – 657 8

78 → borrow
125
67
36

125 8 – 67 8 = 36 8

778 → borrow
1321
657
442

1321 8 – 657 8 = 442 8

Contoh untuk bilangan heksadesimal :
Berapakah 1256 16 – 479 16 Berapakah 3242 16 – 1987 16

FF10 → borrow
1256
479
DDD

1256 16 – 479 16 = DDD 16

FF10 → borrow
3242
1987
18CA

3242 16 – 1987 16 = 18CA 16

Operasi Perkalian

1. Perkalian sistem bilangan biner
Perkalian biner dapat juga dilakukan seperti perkalian desimal, bahkan jauh lebih mudah karena pada perkalian biner hanya berlaku empat hal, yaitu :
0 × 0 = 0
0 × 1 = 0
1 × 0 = 0
1 × 1 = 1

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.

Contoh :
Berapakah 1011 2 × 1001 2 Berapakah 10110 2 × 101 2
1011 → Multiplikan (MD)
1001 × → Multiplikator (MR)
1011
0000
1011
1011 +
1100011

1011 2 × 1001 2 = 1100011 2

10110 → Multiplikan (MD)
101 × → Multiplikator (MR)
10110
00000
10110 +
1101110

10110 2 × 101 2 = 1101110 2


2. Perkalian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk perkalian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.

Contoh untuk bilangan oktal :
Berapakah 25 8 × 14 8 Berapakah 453 8 × 65 8

25
14 ×
124
25 +
374

25 8 × 14 8 = 374 8

453
65 ×
2727
3402 +
36747

453 8 × 65 8 = 36747 8

Contoh untuk bilangan heksadesimal :
Berapakah 527 16 × 74 16 Berapakah 1A5 16 × 2F 16

527
74 ×
149C
2411 +
255AC

527 16 × 74 16 = 255AC 16

1A5
2F ×
18AB
34A +
4D4B

1A5 16 × 2F 16 = 4D4B 16

Operasi Pembagian

1. Pembagian sistem bilangan biner
Untuk pembagian bilangan biner tak ubahnya seperti pada pola pembagian bilangan desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat caranya seperti beberapa contoh berikut ini:

Contoh :
Berapakah 1100011 2 ÷ 1011 2 Berapakah 1101110 2 ÷ 10110 2

1011√1100011 = 1001
1011
10
0
101
0
1011
1011
0

1100011 2 ÷ 1011 2 = 1001 2

10110√1101110 = 101
10110
1011
0
10110
10110
0

1101110 2 ÷ 10110 2 = 101 2



2. Pembagian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pembagian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.

Contoh untuk bilangan oktal :
Berapakah 374 8 ÷ 25 8 Berapakah 115436 8 ÷ 642 8

25√374 = 14
25
124
124
0

374 8 ÷ 25 8 = 14 8



642√115436 = 137
642
3123
2346
5556
5556
0

115436 8 ÷ 642 8 = 137 8

Contoh untuk bilangan heksadesimal :
Berapakah 1E3 16 ÷ 15 16 Berapakah 255AC 16 ÷ 527 16

15√1E3 = 17
15
93
93
0

31E3 16 ÷ 15 16 = 17 16

527√255AC = 74
2411
149C
149C
0

225AC 16 ÷ 527 16 = 74 16

Sekian artikel tentang operasi perhitungan pada sistem bilangan ini, jika ada kesalahan dalam penulisan maupun pembahasan diatas... mohon dikoreksi... terimakasih...

Daftar Pustaka